"Hahaaa ... kecipir? Apa yang mau ditulis dari kecipir?"
"Iiih ... kecipir kan juga ciptaan-Nya. Ingat, tak ada ciptaan-Nya yang sia-sia. Kata punggawa ODOP lagi, tulis saja ... pasti akan bertemu pembacanya."

Begitu rasanya keributan sisi hati saya yang dalam. Satu sisi tidak yakin akan menulis tentang kecipir, namun sisi lain menolak keraguan. Itu semua karena belum menemukan ide menulis yang lain tentunya. Biar hanya kecipir, tetap dibaca yak ... yak .... (maksa).

Kecipir berwarna hijau
Gambar dari www.firdaus45.com

Pembaca tahu jenis sayuran yang satu ini, kan? Kecipir merupakan tanaman sayur berjenis polong-polongan. Ciri-cirinya berwarna hijau dan bersayap atau berenda di keempat tepinya. Di Ternate menjadi menarik karena sedikit berbeda dengan kecipir yang ada di Jawa. Kecipir di sini ada warna bercak keunguan pada warna dasarnya yang hijau. Jadi terkesan lebih eksotis, gitu. 

Kecipir dengan bercak keunguan

Entah karena varian yang memang berbeda atau karena hasil adaptasi dengan lingkungan atau kondisi tanah yang berbeda. Perlu dicari tahu lebih jauh nih. Kalau pembaca kebetulan menemukan kecipir yang berbercak seperti ini, jangan takut atau ragu ya ... karena kami mengonsumsinya dengan aman.

Nama ilmiahnya Psophocarpus tetragonolobus. Sesuai bentuknya yang mempunyai empat sudut (tetra = empat dan gono = sudut). Jadi ingat materi trigonometri. Disebut pula Lobus quadrangularis (quad = empat, angular = sudut).

Biji kecipir ternyata mempunyai kandungan kimiawi yang kaya. Mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan beberapa mineral lain.
Vitamin yang terkandung adalah B1, B2, B5, B6, B9, dan C. Sedangkan mineralnya berupa besi, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, mangan, natrium, dan zink. Satu lagi, kecipir juga memiliki kandungan tocopherol, sejenis antioksidan yang membantu penyerapan vitamin A. Itu kata situs Wikipedia tentang sayuran imut ini. Bisa dibayangkan manfaatnya ya ....

Setiap kali berjalan di pasar dan menangkap bayangannya, saya selalu tergoda untuk membelinya. Karena termasuk sayuran yang bisa bertahan cukup lama jika disimpan di lemari pendingin. Selain itu, juga karena kecipir bisa dikonsumsi dalam banyak gaya. Bisa dilalap mentah-mentah, direbus lalu dilalap manja, diurap atau pecal, dan aneka sayur seperti tumis, santan, dan sayur asam. Semuanya nikmat dan memberi rasa yang khas.

Kalau di Ternate, dua ikat kecipir seperti gambar di atas, harganya dibandrol sepuluh ribu rupiah. Di Jawa mungkin harganya hanya lima ribu. Rata-rata harga sayuran di sini memang hampir dua kali harga di Jawa. Namun, ada perbedaannya lho .... Kalau di Jawa, kecipir lima ribu misalnya, hampir dipastikan ada beberapa buah yang keras atau tua sehingga tidak layak dimasak. Nah, kalau di sini, meski harga dua kali lipat, tapi kualitasnya jauh lebih terjamin. Pasti muda, segar, dan nikmat rasanya. Itu salah satu kelebihan hasil alam di timur Indonesia. Jadi, meski lebih mahal harganya namun terbayar dengan kualitas "surga".


#onedayonepost
#ODOPbatch5

4 comments:

  1. Semua mahal ya di Ternate. Di tempat saya satu ikat itu 1000. Kalau saya suka dicampur sayur lain untuk pecel atau urap(sambal kelapa parut)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya suka juga urap. Sayangnya di sini susah cari kelapa yg pas buat urap

      Delete
  2. Saya kok malah belum pernah makan kecipir ya 🙈

    ReplyDelete
  3. Waaa ... mbak Kiki kemana aja 😁😀

    ReplyDelete

 
Diary Guru © 2016 | Contact Us +6281567814148 | Order Template di Sangpengajar
Top