Istilah kids zaman now, serasa sudah jadi pemahaman umum saat ini, di mana-mana disebut bahkan sampai di wilayah pendidikan seperti sekolah. Jujur kalau saya, kurang suka mengucapkannya, karena buat saya memberikan kesan bagaimana ... gitu.

Eh tapi, kali ini saya mencoba menggunakannya dalam tulisan ini. Maksudnya untuk menegaskan bahwa yang akan disampaikan adalah apa yang saat ini sedang terjadi. Sebelumnya, saya tegaskan, ini adalah fakta yang saya perhatikan di lingkungan sekolah saya, dengan perbandingan dari cerita teman-teman sesama guru.

Menjadi guru zaman now itu cukup berat, iya ... karena salah satunya guru-guru yang kini bertugas, dilahirkan dan bertumbuh di masa yang berbeda dengan masa yang sekarang. Berat karena perbedaan kondisi masa yang bisa dibilang sangat berbeda. Masa pertumbuhan dunia digital yang seakan mengalami akselerasi tak terbendung saat ini, melesatkan siswa zaman now sebagai manusia terampil IT. Sangat berbeda dengan keadaan sebagian besar gurunya yang harus mengejar larinya IT bahkan terkadang sampai ngos-ngosan.
Jadilah ada jurang antara guru dan siswa dalam pandangan dan ketrampilannya mengenai beberapa hal terutama yang berkaitan dengan digital atau IT.

Duh, jadi panjang ya pengantarnya. Jadi, dari pengamatan saya, inilah beberapa fakta siswa zaman now:

Gambar dari: www.indo-asia.com

1. Lekat dan piawai sekali dengan gawai.
Sebagian besar bahkan hampir seluruh siswa di sekolah-sekolah adalah anak yang sangat lekat dengan perangkat komunikasi elektronik. Jika kepiawaian ini dimanfaatkan untuk mendukung belajar, maka dapat semakin melejitkan capaian siswa. Namun, kadang kelebihan ini justru berdampak negatif saat kelekatan dengan gawai menghambat keseriusan siswa dalam proses belajar.
Tidak jarang hal ini menjadi pemicu masalah antara siswa dan guru.

2. Aktif dalam media sosial.
Hampir setiap siswa berdasarkan pengamatan saya, mempunyai minimal satu akun media sosial. Tentu ada hal positifnya, berbagi media, hasil belajar, atau hasil kreativitas akan lebih mudah dan luas jangkauannya. Namun hal ini juga yang seringkali membuat mereka tak bisa menahan diri untuk menangguhkan aktivitas sosmed. Keburu basi mungkin momentnya. Padahal, mereka masih punya tugas utama, belajar atau tugas yang belum kelar misalnya.

3. Kurang tahan dengan kesulitan.
Menurut saya sih, dunia yang semakin digitalis dan banyak kemudahan yang serba instan, membuat siswa zaman now tidak terbiasa menghadapi kesulitan. Semua serba mudah dan relatif cepat didapatkan, membuatnya memilih meninggalkan sesuatu yang sulit. Hal itu tampak, saat siswa menemui soal matematika yang lumayan rumit, tak sedikit dari mereka memilih menyerah bahkan mundur di awal.
Tak jarang juga mereka memilih browsing untuk mendapatkan penyelesaian instan, alih-alih melatih otak menyelesaikan permasalahan.

4. Menganggap proses belajar di sekolah kurang penting.
Tidak sedikit siswa, berpikir bahwa belajar semua pelajaran di sekolah adalah hal yang tidak bermanfaat. Sebagian karena, menganggap sistem pendidikan yang masih menyamaratakan semua pelajaran sebagai sistem yang tidak tepat. Mereka mau hanya belajar sesuai bakat atau minat saja. Mereka ini yang akhirnya memilih malas belajar di sekolah.

5. Menyikapi guru laksana teman.
Jika dahulu, guru laksana orang tua yang begitu dihargai dan dihormati, tak bisa dipungkiri saat ini kondisi itu telah bergeser. Banyak siswa menyikapi gurunya sebagaimana ia bersikap dengan kawan sebayanya. Mungkin positifnya menjadi lebih terbuka, namun jika berlebihan juga menjadi tidak baik.

Itulah, lima fakta yang dihadapi guru pada siswa zaman now. Kelimanya adalah hasil pengamatan kasar, bukan pengamatan halus dari data statistik. Namun, merupakan apa yang menjadi perbincangan diantara guru-guru minimal di lingkungan saya. Setidaknya bukan hanya pengamatan saya sendiri. 
Harapan saya, bisa menjadi masukan untuk pembaca. Bagi siswa, menjadi pengingat untuk berusaha lebih baik. Bagi pembaca yang berstatus orang tua, saya mengajak sebagai sesama orang tua, mari kita kawal anak-anak kita agar tetap menjadi pribadi yang berkarakter ketimuran, khusus bagi muslim menjadi generasi islami yang piawai kemajuan IT.
Jangan biarkan pemuda terlena dengan kemajuan IT dan mengesampingkan proses belajar.

Semoga bermanfaat.


#onedayonepost
#kelasnonfiksi
#ODOPbatch5

8 comments:

  1. Semakin challenging ya mba jadi guru sekarang😓

    ReplyDelete
  2. Memang begitu mba siswa zaman now, ade ku yg siswa aja suka ngeluh soal kelakuan teman2nya yg aneh dan kelewatan

    ReplyDelete
  3. Bener banget ini. Semakin canggih teknologi, gurunya juga harus mengikuti

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sayangnya kadang mereka hanya tertarik pada medsos mbak Kiki. Ada kelas maya mereka tidak minat

      Delete
  4. Menjadi guru bukan berarti selesai belajar ya Mbak Desi. Sebaliknya harus belajar giat untuk mengejar kemajuan iptek ya. Semangat Mbak Desi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mbak Elin. Guru dan siswa sejatinya adalah sama2 pembelajar

      Delete

 
Diary Guru © 2016 | Contact Us +6281567814148 | Order Template di Sangpengajar
Top