Menjelang pertengahan April, video viral diramaikan dengan kisah seorang bocah delapan tahun bernama Alviansyah. Dia siswa SD kelas dua yang menjadi viral karena keberaniannya menjalani hari-hari sekitar enam bulan dengan berangkat dan pulang sekolah menempuh jarak 50 km. Bermoda KRL, Alvin menikmati perjalanan yang tidak dekat, Parung Panjang (Bogor) - Tanah Abang (Jakarta Pusat).


Dari rumahnya menuju stasiun Parung Panjang diawalinya dengan naik angkot, dilanjutkan KRL sampai stasiun Karet, kemudian harus naik angkot lagi untuk sampai di SD 02 Petang Kebon Kacang. Perjalanan itu dilalui pergi-pulang tentunya. Alvin biasanya berangkat dari rumah pukul 09.00 dan sampai di rumah kembali sudah petang.

Sungguh, bukan perjalanan yang ringan untuk seorang bocah delapan tahun. Para pekerja muda yang seringkali menceritakan perjalanannya di KRL saja terkesan berat, bagaimana seorang bocah melaluinya? Meski saat ini Alvin tidak lagi melalui perjalanan panjang itu, namun kita bisa bercermin dari kisahnya.

Alvin kecil memberikan gambaran bocah yang tak mudah menyerah. Sangat mungkin jika dia merajuk dan memutuskan untuk meninggalkan sekolah karena kondisinya, namun wali kelasnya menyampaikan, Alvin tetap rajin hadir meski kadang datang terlambat. Dia rela berlelah-lelah dalam usianya yang masih sangat muda demi mewujudkan cita-citanya sebagai masinis. Ironis jika melihat di tempat lain banyak siswa yang penuh fasilitas dan kemudahan tidak berusaha maksimal dalam pendidikan.

Motivasi dari orangtua Alvin pasti tidak bisa dipungkiri. Entah bagaimana motivasi yang diberikan, namun pastilah orangtua telah membekalinya dengan penanaman karakter yang tangguh hingga ketangguhan begitu nyata ditunjukkan oleh Alvin. Peran guru di sekolah juga pasti tidak dapat diabaikan dalam hal ini. Kisah ini menjadi inspirasi dan contoh nyata pentingnya peranan orangtua dan guru dalam menanamkan karakter positif pada anak-anaknya.

Kehidupan Alvin yang viral tidak lepas dari kepedulian seorang Caroline Ferry yang pertama kali mengunggah videonya. Caroline mencoba mencari tahu dan peduli pada bocah yang selalu ditemui di KRL bersamanya. Berkat kepedulian Caroline, bantuan nyata telah diberikan kepada Alvin dan keluarganya. Kini Alvin beserta ibu dan empat saudaranya tinggal di rusun Benhil yang berjarak 2,5 km saja dari sekolah. Sehingga Alvin tak lagi menjalani lalu lintas panjang, ia cukup berjalan kaki ke sekolah.


Kepedulian Caroline di sini merupakan contoh peduli yang positif, dan memberikan dampak produktif. Video seperti ini lah yang mestinya diviralkan,  bukannya kisah yang memberi dampak negatif dalam masyarakat. Terutama menjadi contoh buruk bagi pendidikan dan pembentukan karakter bangsa.

Mari viralkan kedamaian, persatuan, pendidikan, dan kepedulian sosial.


#tantanganpekanketiga
#kelasnonfiksi
#onedayonepost
#odopbatch5

Bahan bacaan:
m.kumparan.com
today.line.me
m.detik.com

4 comments:

  1. Subhanallah. Terima kasih ceritanya Mbak...saya baru tahu kisah ini dari Mbak Desi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalah viral dari yang lain ya Mbak Elin. Saya juga baru tahu pas tidak sengaja lihat tv. ๐Ÿ˜

      Delete
  2. Hiks keren bangettt serasa perjuangan saya sekolah dulu ga ada apa2nya nihh ๐Ÿ˜ข

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pasti hebat juga perjuangannya. Cerita dong Mbak Herr

      Delete

 
Diary Guru © 2016 | Contact Us +6281567814148 | Order Template di Sangpengajar
Top