Hari itu aku masuk kelas X IPA 5 dan membahas materi tentang fungsi. Karena materi fungsi selalu diawali dengan relasi, maka sebagai apersepsi aku menanyakan arti kata relasi.
Tak satu pun siswa menjawab, hanya tampak wajah mencari-cari jawaban. Kutunjuk Dani untuk menjawab, dia ringan saja berkata, “belum pernah dengar, Bu.”
Aku terdiam, mengerucutkan bibir.
"Haruskah marah dengan jawabannya? Tidak, dia memang begitu anaknya." Aku menenangkan diri sendiri.

Karena belum ada jawaban yang tepat, aku mengemukakan pertanyaan lain. “Kalian pasti sering mendengar istilah LDR, kan?”

“Iyaaa … Ibu.”

“Apa kepanjangan LDR?”

Sabri langsung menjawab, “lari dari rumah.”
Oh ... pok!! Kalau bukan sedang di depan siswa, pasti sudah kutepok jidat sendiri.
Aku baru tahu ternyata ada akronim begitu juga rupanya.

Siswa yang lain menanggapi, “Bukaann, itu maksudnya jarak jauh.”

“Apanya yang jarak jauh?” kejarku.

“Rumahnya, Bu.” Sabri nyeletuk lagi.

Duuhh, mau sampai kata relasi saja kok harus putar-putar sekali nih.

Fadila yang agak pendiam menjawab, “Itu … Long Distance eR … eR nya apa ya …?”

“Iya betul, R nya apa hayoo….” aku menyemangati.

“Re … re… relation kah Ibu?”

“Ya, relationship.”

“Apa artinya long?”

“Panjaaang ….” mereka serempak menjawab.

Distance?”

“Jarak,” Wulan menjawab.

Relationship?”

“Oh … hubungan jarak jauh” kali ini Novi menyimpulkan.

“Nah, kita perhatikan kata relationship, atau relasi dalam bahasa kita. Jadi apa arti relasi?”

“Hubungaaan …” kali ini beberapa siswa menjawab serempak.

“Ya, relasi = hubungan” aku menegaskan.

“Oh … saya kira lari dari rumah …” Sabri masih menyahut. Tanganku sudah mulai gatal rasanya.

Begitulah Sabri, dia siswa yang suka nyeletuk saat pembelajaran. Kadang tertidur, tiba-tiba meracau menjawab pertanyaan yang akhirnya tak nyambung. Kalau tidak bisa menahan emosi, maunya marah dan kupukul anak itu. Biasanya berakhir pada cubitanku di lengannya.

Kadang ingin marah, namun malah tersenyum jadinya. Sudah dibahas sampai mulut terasa lelah, terakhir jawaban mereka keluar jauh dari bahasan.

Pertanyaan “Apakah relasi 'ibu kandung' termasuk fungsi?”, ada yang menjawab “Nursila”. Duuhh .... memangnya lagi isi formulir buat KTP?
Ada lagi pertanyaan:
“Jelaskan dengan bahasamu, apakah yang dimaksud dengan fungsi?” Beberapa siswa menjawab “kegunaan suatu benda”. Apa mereka pikir ini pelajaran bahasa?

Tidak nyambung lagi jawaban Rahmat untuk pertanyaan “Tuliskan yang kamu ketahui tentang fungsi komposisi!”. Ia menulis, “perpaduan dari beberapa unsur seni rupa yaitu warna, bentuk, ….” Pelajaran matematika pun berubah menjadi seni budaya.

Begitulah siswaku, anak SMA yang kupikir tidak jauh beda dengan anak SD. Kadang tersulut emosi, tapi segera menahan diri dengan menautkan gigi.


#Tantangan4
#INICERITAKOMEDIKU
#onedayonepost
#ODOPbatch5

12 comments:

  1. Haaa ... berhasil mbak 😂 terimakasih untuk cerita humornya, keren! 😂👍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Asyik dapat hadiah.
      Makasih. Makasih bu guru cantik (k)

      Delete
  2. wkwkwk, kejadian sehari-hari di kelas emang banyak yg bikin ngeselin, pengen marah tp ujung2 nya pengen senyum2 sendiri..

    saya bgt

    ReplyDelete
  3. Suka deh sm mab desi, eh tulisannya. .anteng banget ❤

    ReplyDelete
    Replies
    1. Heheee .... anteng aja ya.... katanya yang penting nulis jangan takut enggak lucu. Jadi ya gitu deh

      Delete
  4. Suka deh sm mab desi, eh tulisannya. .anteng banget ❤

    ReplyDelete
  5. hahahah,,, aku juga dipaksa senyum oleh mb Desi. 😊😂

    ReplyDelete

 
Diary Guru © 2016 | Contact Us +6281567814148 | Order Template di Sangpengajar
Top