Gunung Lawu
Gambar dari:  travel.detik.com

Saat masih berstatus mahasiswa dulu, saya pernah ikut anak mapala naik ke puncak Lawu, Hargo Dumilah. Kami mencapai Hargo Dumilah yang ketinggiannya + 3.300 m dpl, dengan perjalanan satu malam. Dalam perjalanan menembus gulitanya malam yang gerimis, saat mencapai pos peristirahatan ke-3, saya sempat termangu dan berpikir seolah ada penyesalan melakukan perjalanan itu.

Kondisi itu, saya ingat dan rasakan kembali beberapa hari lalu. Kali ini bukan dalam perjalanan naik gunung lagi, namun dalam perjalanan saya bergabung dalam sebuah komunitas. ODOP atau One Day One Post, adalah komunitas yang berisi orang-orang berhobi menulis. Mendekati satu bulan perjalanan saya bersama ODOP, saya teringat momen beberapa tahun lalu di tengah perjalanan menuju Hargo Dumilah.

ODOP adalah sebuah gerakan menulis setiap hari dan mempostingnya di blog. Ide ini digagas oleh Bang Syaiha dan mulai berjalan sejak 1 Januari 2016. ODOP berwadahkan grup facebook dan whatsapp (WA), sehingga setiap anggota akan saling keep in touch karena berada di wadah yang sama.

Sampai saat ini, ODOP telah berjalan sampai angkatan atau batch ke-5. Hal ini menunjukkan bagaimana kerennya program ini. Lebih keren lagi, karena para alumni telah menelurkan berbagai buku, baik secara mandiri maupun dalam bentuk antologi. Yang membuat ODOP keren lagi, di dalam program ini tidak hanya ada kewajiban menulis, namun peserta diperkaya dengan tantangan menulis, bedah tulisan, serta diskusi materi tentang berbagai jenis tulisan dari yang fiksi sampai non fiksi.

Dalam pelaksanaan program, semua peserta dikumpulkan dalam satu grup WA untuk menerima materi, dan dikelompokkan dalam grup-grup kecil untuk bedah tulisan. Satu grup lagi, khusus diperuntukkan sebagai tempat share tulisan yang telah diposting dari seluruh peserta.

Saya tergabung dalam grup ODOP batch 5 sejak tanggal 14 Januari 2018. Satu minggu pre ODOP, tanggal 21 Januari dimasukkan dalam grup bedah tulisan yaitu Mars. Ada 4 grup bedah tulisan, menggunakan nama planet dari Merkurius sampai Mars. Setiap grup bedah, digawangi oleh empat orang penanggung jawab (pije) yang merupakan alumni pada batch-batch sebelumnya. Pije menjadi instruktur, fasilitator dan moderator dalam kegiatan bedah. Namun yang saya rasakan, bedah tulisan lebih banyak berupa diskusi saling mengisi tanpa menggurui.

Setiap peserta akan dibedah tulisannya sesuai jadwal yang ditentukan sendiri melalui daftar yang diedarkan pije. Selama satu pekan, ada tiga kali jadwal bedah. Tulisan akan dibedah dalam hal PUEBI dan kelengkapan jenis atau bentuk tulisan. (Related post rezeki-tak-terduga)

Saat ini memasuki pekan ke-4, peserta sudah berguguran hingga menyisakan sepertiga. Dan saya tetiba mengalami kegamangan seperti pengalaman perjalanan naik gunung kala itu.

Dari semula di awal program secara keseluruhan ada hampir 300-an peserta, hingga hari ini tersisa sekitar 80 saja. Dalam grup bedah, dari awalnya berjumlah 80-an tersisa 16 peserta. Evaluasi dan eliminasi dilakukan setiap pekan. Peserta yang dapat memenuhi tantangan pada tiap pekan dan memposting setiap hari, akan selamat dari eliminasi. Namun, panitia memberikan kebijakan rapel tulisan bagi yang belum sempat menulis, asalkan tetap diposting pada pekan yang berjalan.

Beberapa saat merasa gamang, namun saya berharap perjalanan ODOP ini akan berakhir seperti perjalanan naik Lawu. Berhasil mencapai puncak dengan selamat, semoga begitu pula nanti, bisa mengakhiri ODOP sampai tuntas.

Hal yang membangkitkan kembali semangat adalah, membaca berbagai prestasi para alumni ODOP, terutama para pije yang saya kenal. Dari fanspage ODOP di facebook dan website www.onedayonepost.org saya mendapat informasi tentang pendiri maupun para alumni, sekaligus menikmati karya-karya mereka.

Memasuki pekan terakhir menuju satu bulan perjalanan program, tulisan ini adalah pemenuhan atas tantangan menulis tentang ODOP. Sebetulnya di pekan pertama telah terposting cerita tentang ini (ODOP). Namun karena menjadi tantangan, maka harus saya tulis lagi.

Saya merasa harus menyampaikan syukur saya kepada Allah telah dipertemukan dengan komunitas ini, dan menyampaikan terima kasih, pertama kepada Bang Syaiha sang pendiri, kedua kepada para pije yang selalu membagi ilmunya dan memfasilitasi proses belajar (Kang Dwi Septiana, Mbak Alif Kiky Listiyanti, Mbak Lail, dan Mbak Arin Gudesma), serta kepada seluruh peserta yang langsung maupun tidak telah membagikan pengalaman dan ilmunya. Tidak lupa juga para pemateri di grup besar atas sharing ilmunya yang menjadi bekal baru dalam kepenulisan.

Satu lagi, harapan saya, momen ini menjadi penyemangat buat saya sendiri untuk terus lanjut dalam program ini, seperti saya pulang dari Lawu dengan rasa puas yang indah. Masih ada perjalanan 5 pekan ke depan untuk merasakannya lagi.

#tantangan5
#onedayonepost
#ODOPbatch5

8 comments:

  1. Yeay,,, tetap semangat mb Desi.
    Disini kita sama2 belajar.
    Masih ada program2 lainnya yg lebih asyik setelah ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih .... duuhh seneng dikomen mba Arin

      Delete
  2. Perjalanan masih panjang XD
    Tapi rasanya udah ngos-ngosaaann~~ ><

    Keep writing, kak~ ^^

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Wuah ... gak kebayang betapa mencekamnya itu,tapi, saya malah jadi kepengen mendaki juga nih mbak ;)
    Semangat mbak, semoga kita selalu bersama menduniakan literasi dan meliterasikan dunia ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau diingat asik mba Nia. Itu mungkin kelelahan sesaat. Setelah sampai puncak ... wow ... masyaAllah. Enggak nyesel lagi.
      Ayo coba naik mba Nia

      Delete
    2. Huah ... Jadi kepengen banget.
      Yuklah mbak, entar kalo mendaki lagi, ajakin saya ya ;)

      Delete
    3. Kalo sekarang sudah berat mna Nia

      Delete

 
Diary Guru © 2016 | Contact Us +6281567814148 | Order Template di Sangpengajar
Top