Sebagai muslim, kita pasti yakin bahwa Al Quran adalah salah satu sumber ilmu pengetahuan. Di dalamnya Allah banyak menyampaikan ilmu, baik yang tersurat maupun tersirat. Banyak kajian yang menggali ilmu pengetahuan dari Al Qur'an.

Salah satu kajian ilmu pengetahuan di dalam Al Qur'an, adalah tentang sujud yang banyak disebut di dalam ayat-ayatnya. Tidak hanya manusia yang diperintahkan bersujud, tetapi bahkan benda langit juga disebutkan bersujud. Sujud sendiri mengandung makna penghambaan atau penyembahan.

Gambar dari diedit.com


Dari ayat ke-48 surat An Nahl, disebutkan bahwa bayangan benda bergeser dari kanan ke kiri, dalam kondisi bersujud dan patuh. Dari sinilah bisa dimaknai sujud sebagai gerak berputar atau rotasi.
Hal itu sesuai dengan surat Yusuf ayat 4, dimana menyebutkan Nabi Yusuf, as berkata kepada ayahandanya bahwa beliau bermimpi sebelas benda langit dengan bulan dan matahari bersujud kepada beliau.
Dari sini secara logika sejalan dengan makna sujud di atas yaitu berputar atau berrotasi.

Sujud pada manusia adalah salah satu gerakan dalam rukun shalat. Dalam setiap rakaat shalat fardlu, ada dua kali sujud. Jika ada yang bertanya, apakah gerakan shalat dibuat oleh Rasulullah sebagai penyampai risalah? Maka jawabnya, tidak. Gerakan shalat berasal dari Allah yang diajarkan kepada Nabi SAW melalui Malaikat Jibril. Dari sebuah hadist riwayat Ahmad, Nasai dan Tirmizy, diceritakan bahwa Malaikat Jibril datang pada waktu-waktu shalat yang ditetapkan (5 waktu), dan mengajak Nabi SAW melakukan gerakan shalat sebanyak rakaat seperti yang dilakukan muslim sampai hari ini.

Nah, ternyata jika dikaji secara matematis, masing-masing gerakan shalat menunjukkan sebuah gerakan atau transformasi yaitu berupa rotasi atau perputaran.
Rotasi selalu mempunyai sudut putar, dan sudut putar pada gerakan shalat yang sempurna, menunjukkan sudut-sudut istimewa.

Posisi berdiri di dalam shalat diartikan sebagai posisi awal. Ketika melakukan ruku, sudut putar yang terjadi adalah 90 derajat karena posisi badan membentuk siku-siku. Kemudian sujud, membentuk sudut 135 derajat yaitu 90 + 45, 90 derajat batas posisi ruku dan 45 derajat posisi sampai sujud.

Gambar dari samaranji.net

Dalam satu rakaat, terdiri dari satu kali ruku dan dua kali sujud, sehingga dijumlahkan menjadi sudut 360 derajat.
Dan rotasi 360 derajat adalah satu putaran penuh, yaitu kembali ke posisi awal atau berimpit dengan 0 derajat.


Yang menarik lagi, pada shalat gerhana, terdiri dari dua rakaat dengan dua kali ruku pada setiap rakaatnya. Jika satu rakaat biasa bersudut 360, maka dengan dua kali ruku setara dengan sudut 360 + 90 = 0 + 90 = 90 derajat. Jika dilakukan dua rakaat, maka menghasilkan sudut 180 derajat. Sudut tersebut adalah sebuah garis lurus, menggambarkan gerhana yang terjadi saat bumi, matahari, dan bulan berada pada satu garis lurus, atau membentuk sudut 180 derajat.

Satu lagi, shalat jenazah yang dilakukan hanya berdiri tanpa ruku dan sujud, adalah makna dari kematian. Dimana makhluk tidak dapat melakukan transformasi lagi di dunia secara fisik. Sehingga tanpa ruku dan sujud menunjukkan sudut 0 derajat.

Itulah salah satu siratan ilmu pengetahuan yang dikaji dari Al Qur'an, dirangkum dalam sebuah buku karya KH. Fahmi Basya, dengan judul "Sejuta Fenomena Alam Semesta dalam Al Qur'an".
Kajian sujud dan gerakan shalat di atas merupakan kajian dari sisi matematis. Pun banyak kajian serupa dari berbagai pendekatan, salah satunya dalam kedokteran. Dari sisi medis, gerakan shalat yang sempurna telah terbukti memberikan sejuta manfaat bagi kesehatan tubuh dan jiwa.
Sungguh sesuatu yang datang dari Allah adalah ilmu pengetahuan yang syarat makna dan manfaat bagi makhlukNya.

#onedayonepost
#ODOPbatch5


3 comments:

 
Diary Guru © 2016 | Contact Us +6281567814148 | Order Template di Sangpengajar
Top