Sekitar dua tahun kemudian ….


Gambar dari: https://goo.gl/images/Rp8hEA

Amar berjalan dari tempat parkir motor menuju ruang dekanat. Matanya menyapu sekeliling, berharap menangkap wajah mahasiswa yang dikenalnya. Namun, tak menemukan wajah-wajah familiar.

Setelah menyelesaikan urusannya di kampus, Amar memacu motornya ke arah belakang kampus. Dia menahan kecewa karena tak menemukan teman atau wajah yang dikenal sejak dia masuk kampus tadi. Hanya dosen-dosennya yang masih ada di kampus tercinta.

Tak butuh waktu lama, Amar telah berada di Masjid Baiturrahman. Ia telah mengabari seseorang untuk bertemu di tempat itu. Sepanjang jalan sampai beranda masjid, membuat Amar mengingat suatu saat dimana ia pertama kali menuju ke tempat itu. Saat membuntuti seorang gadis yang berjalan dengan seorang temannya. Ingin tersenyum rasa hati Amar.

Setelah dua rakaat Tahiyatul Masjid, Amar duduk sambil menunggu seseorang. Ia mengeluarkan HP dan mengabari orang yang ditunggunya. Tidak terlalu lama, seseorang pun menghampirinya.

“Assalamu’alaikum!” Sapa orang itu dengan nada semangat.

“Wa’alaikum salam warahmatullah,” Amar tak kalah semangat menjawabnya.

Setelah bersalaman erat dan sedikit pelukan, mereka duduk lesehan di sudut masjid.

“Gimana kabarnya orang Malaysia, nih Mas?”

“Ah, kamu nih Sat.”

Ya, lelaki yang ditemui Amar adalah Satrio yang masih tinggal di pesantren belakang kampus.

“Jadi sudah selesai ya Mas, program belajarnya?”

“Iya, dua tahun terasa sangat singkat kalau dijalani, ya.”

Mereka terlibat pembicaraan yang cukup seru karena rindu lama tak bertemu. Dua tahun, Amar mengikuti program belajar di Malaysia. Dia lulus seleksi untuk mendapatkan beasiswa belajar yang dipersiapkan untuk memenuhi tenaga pengajar program D3 di kampus. Dan, kini Amar telah kembali.

Amar dan Satrio banyak bercerita tentang teman-teman kuliah yang kini telah banyak tersebar. Ada yang pulang ke daerah asal, ada yang merantau ke ibukota menjadi karyawan di berbgai bidang, ada pula yang telah berkeluarga dan menetap di sekitaran kampus. Rama, sahabat Amar telah kembali ke Jember. Sedangkan Satrio masih bertahan di pesantren sampai kini karena memang ia asli Solo, tepatnya Boyolali. Ia diminta menjadi pengajar di pesantren mahasiswa tersebut.

“Mas, aku yakin, Mas Amar punya maksud lain ke sini selain silaturrahim.” Tiba-tiba Satrio tampak lebih serius. Amar hanya tersenyum, namun wajahnya pun tak kalah mulai serius.

“Begini Mas. Jadi … amanah Mas Amar waktu itu sudah kusampaikan.” Entah mengapa suasana diantara mereka berdua menjadi sedikit lain.

“Beberapa hari setelah keberangkatan Mas Amar ke Malaysia, sesuai pesan Mas Amar, saya berusaha menemui Eva. Saya ke rumah kostnya Mas, ditemani teman saya dari sini.” Satrio bercerita sambil memperhatikan ekspresi Amar. Seolah ia mempermainkan rasa penasaran Amar untuk segera mengetahui kabar intinya.

“Amanah Mas Amar kan …, saya hanya diminta menyampaikan surat itu. Jadi saya juga hanya bilang, saya mengantar surat dari Mas Amar. Itu saja.” Satrio berhenti sejenak, seperti mengingat kejadian yang telah lalu itu.

“Waktu itu, sepertinya Eva agak bingung, dia seperti tidak tahu harus berkata apa. Akhirnya dia bilang, ‘iya Sat, terima kasih, sudah mengantarkan amanah untukku’. Begitu, Mas.”

“Terus …, sekarang dia sudah wisuda kah?” Amar memotong cerita Satrio.

Sebelum berangkat ke Malaysia, Amar memang telah menceritakan maksud hatinya kepada Satrio. Jadi Amar tidak merasa sungkan lagi untuk bertanya tentang Eva. Apalagi, ia merasa saat ini memang sudah saatnya untuk mencari pasangan hidupnya.

“Sebentar, Mas. Ada yang perlu saya sampaikan tentang Eva.” Jawaban Satrio tiba-tiba serasa lain di telinga Amar.

Amar memajukan bahunya, tampak lebih serius.

“Ada apa Sat? Maksudku apa yang terjadi dengan Eva …?”

Satrio yang ditanya, tak segera menjawab. Ia sepertinya berusaha menyusun kalimat yang dapat diterima dengan baik oleh Amar. Hal itu membuat hati Amar berdebar-debar.

Bersambung ....

#BismillahLulus
#Tantangan7&8
#onedayonepost
#ODOOPbatch5

2 comments:

 
Diary Guru © 2016 | Contact Us +6281567814148 | Order Template di Sangpengajar
Top