Duluuuuu …. (u nya panjaaang  menggambarkan usia sekarang) aku paling suka kalau pulang sekolah bisa menjelajahi alam semesta. Dunia saat itu adalah ‘bermain’. Kalau tidak ‘mengobrak-abrik’ kebun milik orang, mengeksplor lapangan sekolahan di belakang rumah, atau menikmati semilir angin di persawahan yang membentang di belakang sekolah belakang rumah. Merasa menjadi anak bebas saat bisa menyatu dengan alam.

Kalau bermain di kebun milik orang, aku tidak lupa membawa senjata tajam, biasanya pisau dapur atau golok kecil yang disebut bedog di kampungku. Dengan alat itu aku bisa memotong ranting-ranting kering untuk kayu bakar, alias repek istilahnya. Meski nanti kayu bakar yang terkumpul aku serahkan untuk teman yang masih punya pawon di rumahnya, tapi aku bahagia sekali bisa menggunakan bedog sendiri. Kadangkala juga dengan pisau bermain jual beli atau pasaran, mengiris daun-daun menjadi sayur. Pantaslah aku sebenarnya suka memasak, heee….

Lain lagi kalau bermain di lapangan. Banyak hal bisa dilakukan di sana. Berlari bebas, bermain gobak sodor, kasti, sampai berguling di rumput mengejar capung atau kupu-kupu. Bisa juga sekedar duduk-duduk melihat teman-teman bermain. Salah satu permainan yang seringkali hanya bisa kulihat adalah layang-layang. Aku tidak suka memainkannya, merasa repot dan tidak bakat mengendalikan tali yang terombang-ambing angin. Tapi, aku pernah membuat layang-layang sendiri. Penasaran karena ada kakak-kakak yang membuatnya. Aku membuat dari bambu dan kertas payung yang berwarna kecoklatan. Hasilnya, layang-layangku pastilah tak bisa terbang, hehee….

Paling berbahaya kalau bermain di sawah. Bahaya karena, kalau kebetulan mata ini menangkap pemandangan indah seperti jeruk yang menguning, tomat yang memerah, bengkuang yang siap panen, atau ketimun yang tampak segar di siang bolong, hati suka tergoda untuk memetiknya. Bersyukur kalau ada orang lewat, kalau hanya aku dan teman-teman, sudah tentu kami tak bisa menahan godaan. Maklum, waktu itu belum muncul sifat ihsan dalam diri kami yang kerdil ini.

Sekarang, mengingat masa-masa saat masih bau kencur itu (sekarang bau apa ya…) menjadi hal indah yang menyegarkan pikiran. Namun kadang menjadi kesedihan saat sampai di kampung halaman, tak kudapati lagi sisa-sisa kenangan itu. Sebagian besar jejak masa kecilku telah terhapus oleh perkembangan jaman yang tentu saja tak bisa dihindari. Jadilah tinggal mengenangnya sambil gigit jari…


#TantanganKe-2
#TantanganODOP
#onedayonepost
#ODOPbatch5

4 comments:

  1. Kenangan yang indah mbak, asyik banget masa kecilnya. ^_^
    "U-nya bakalan panjang,kalau disuaikan dengan umurku :D hmmm... sepertinya sudah bau tanah mbak, yah, mengingat umur juga zaman yang tlah menuju akhir ini."
    Aduh, kok jadi gini, maaf ya mbak. Heee...
    Semangaaattt... ^_^

    ReplyDelete
  2. Masa kecil yg menyenangkan, saya suka dimarahi ibu klo maen ke sawah apa ke sungai, ah jadi pengen kecil lagi..eh,hihi, ceritanya asyiiik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga sebetulnya dimarahi, tapi krn ortu blm pulang kalo sy pulang sklh, jadilah bisa lari

      Delete

 
Diary Guru © 2016 | Contact Us +6281567814148 | Order Template di Sangpengajar
Top