Cerita tentang rencana kurasa masih bisa berlanjut, jadi kulanjutkan dulu ya ….

Salah satu yang tak pernah jauh-jauh dari rencana adalah seorang guru, karena wajib hukumnya bagi guru untuk menyusun rencana dari setiap proses pembelajarannya. RPP alias Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, adalah dokumen yang harus disiapkan di awal semester. Mestinya RPP menjadi bukti bahwa guru adalah jabatan profesi, karena ciri seseorang profesional salah satunya, mempunyai rencana tindakan dalam pelaksanaan tugas. Seringkali kita melihat seorang guru menenteng tas atau tumpukan buku ketika masuk kelas, maka sebagai profesional semestinya menyertakan RPP di dalamnya.

RPP sendiri berisi tentang garis besar kompetensi/materi, tujuan belajar, model pembelajaran, alat, sumber, dan bahan belajar, hingga model pembelajaran yang akan digunakan lengkap dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam tahapan proses belajar. Setiap langkah biasanya dituliskan rencana alokasi waktunya. Misalnya pembukaan 10 menit, membaca/mengamati 10 menit, diskusi 20 menit, hingga penutupan, harus diperkirakan memenuhi lamanya jam pelajaran.

Selain RPP, guru juga harus membuat estimasi waktu efektif belajar dalam satu semester. Dari estimasi tersebut, kemudian dituangkan dalam rencana pembagian waktu untuk penyampaian setiap materi/bab pada semester yang bersangkutan. Ini yang disebut program semester.

Bayangkan, di awal semester guru harus menyusun perkiraan hingga sedetail itu, lhoo…. Tetapi, namanya berhadapan dengan manusia yang tidak sedikit di dalam kelas, tidak seragam pula karakter dan latar belakangnya, lagi-lagi rencana yang sudah disusun dengan detail itu seringkali tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Ada saja penyesuaian-penyesuaian yang harus dilakukan ketika di dalam kelas karena berbagai kemungkinan kondisi siswa bisa terjadi. Kadang guru menjadi marah, kadang bercerita, atau kadang stag dan berhenti sama sekali.

Yah … kenyataan memang tak selalu seindah rencana yang telah disiapkan. Tetapi, selalu yakin bahwa setiap kejadian adalah sebuah ketentuan, meski suatu peristiwa kadang merupakan akibat dari sikap atau perbuatan yang kita ambil sebelumnya. Eh, apa sih….

Nah, pada pelaksanaan RPP mestinya dilengkapi catatan-catatan atas hal penting, baik hambatan, kelebihan, atau kekurangan, yang akan menjadi acuan perbaikan pada penyusunan RPP di semester berikutnya. Namun, ketika sudah disesuaikan dan diperbaiki nanti, tetap saja masih besar kemungkinan terjadi hambatan kembali. Maka sampai di sini, guru cukup tersenyum .... (Eh)

Pengalamanku, RPP paling mendekati sempurna pelaksanaannya ketika ada pengawas yang mensupervisi pembelajaran di dalam kelas. Mungkin ketika ada pengawas, suasana kelas menjadi lebih kondusif. Mengapa begitu, ya? Pembelajaran pada jam pertama juga memungkinkan pelaksanaan RPP lebih baik. Sebaliknya, pembelajaran pada jam-jam terakhir paling besar kemungkinan melenceng dari RPP, banyak membutuhkan penyesuaian.

Bagaimana dengan profesi yang lain?


#onedayonepost
#ODOPbatch5

0 comments:

Post a Comment

 
Diary Guru © 2016 | Contact Us +6281567814148 | Order Template di Sangpengajar
Top