"Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wadzurriyyaatinaa qurrata a'yuni waj 'alnaa lil muttaqiina imama"

Begitulah sepenggal doa yang biasa dibacakan seorang muslim seusai shalatnya. Di dalamnya terdapat penggalan permohonan qurrata a'yun  yaitu penyejuk mata, yang dimaksudkan adalah anak-anak yang menyejukkan pandangan dalam keluarga. Penyejuk pandangan bisa bermakna anak yang berakhlak mulia atau pandai dan menyenangkan orang tuanya.
Bisa jadi dari doa orang tua atau juga dari doa gurunya, qurrata a'yun tidak saja menjadi penyejuk mata di dalam keluarga hakikinya, namun juga bagi keluarga yang lebih besar seperti di sekolah.
Bagi seorang guru, mungkin ada baiknya ketika melafadzkan doa di atas, diniatkan untuk memohon qurrata a'yun di dalam rumahnya sekaligus di sekolah juga. Karena anak-anak bagi seorang guru, tak hanya anak yang ada di rumah akan tetapi juga siswanya di sekolah. Tapi, ini hanya menurut saya ya... semoga tidak menyimpang...
Jadi ceritanya, diantara sekian banyak siswa dengan sekian keunikan karakter dan latar belakangnya, yang seringkali menguji kesabaran seorang guru seperti saya, bersyukur masih diberikan beberapa orang siswa yang bisa menjadi pelipur lara. Inilah yang saya maksud qurrata a'yun di sekolah. Mereka inilah yang menyejukkan pandangan kala mata sudah terasa panas karena sering menahan bulir bening yang terus dijaga agar tak sampai mengalir. Mereka pula yang menurunkan tensi di kepala dan menenangkan hati yang gundah gulana, hingga bibir dan pipi masih bisa menyunggingkan senyuman. Dan mereka ini pula yang memompakan semangat untuk terus mengajar dan belajar. Hiperbol banget ya bahasanya .... 
Mungkin ini salah satu apresiasi saya sebagai guru kepada mereka, terima kasih sudah menunjukkan semangat belajar, yang menyemangati saya untuk tetap mengajar, terima kasih atas usaha dan hasil belajarnya, dan inilah beberapa karya mereka.

Salty Salsabila, kelas X IPA 4. Seperti namanya, dia memang "bergaram/bermineral". Dia juga ketua MPK di sekolah.



Adi Rahmadi, kelas X IPA 3. Adi bermakna baik, Rahmadi mungkin penuh rahmat. Kalau dari namanya, sepertinya ada keturunan orang Sunda?



Firliana Rusli, kelas X IPA 3. Sepertinya putrinya Bapak Rusli ya...



Semoga hasil karya kalian ini bisa menginspirasi dan menyemangati teman-teman yang lain untuk berusaha belajar seperti kalian. Karena sesungguhnya tak ada alasan tak bisa, hanya keengganan diri yang menghalangi kemampuannya. Enggan mendengar, enggan berpikir lebih dalam, enggan menanggung kesulitan, itu beberapa diantaranya.

Semangat terus, dan terus memompa semangat anak-anakku!!!


0 comments:

Post a Comment

 
Diary Guru © 2016 | Contact Us +6281567814148 | Order Template di Sangpengajar
Top