Sebagai
pendatang di Ternate, saya yang kelahiran Jawa Tengah merasa cukup excited saat pertama tiba di Bumi Kie
Raha ini. Pertama kali menyusuri jalan yang memanjang di sepanjang pantai dengan
panorama laut biru dan pulau-pulau yang mengitari Ternate, adalah pengalaman
yang luar biasa. Hal seperti itu sangat jarang ditemui di Jawa yang pemandangan
sehari-harinya adalah daratan yang semakin penuh dengan pemukiman. Jadi kesan
pertama dengan kondisi fisiknya, Ternate adalah tempat yang indah.
Setelah
beberapa tahun menetap di kota ini, bersosialisasi dengan masyarakatnya, banyak
hal unik dan menarik yang saya temui. Dari karakter masyarakat, kebiasaan, dan
budayanya yang tentu cukup berbeda dengan saya yang berasal dari tempat yang
jauh secara geografis dengan Ternate. Itulah bukti kekayaan Indonesia yang
melingkupi berbagai pulau dan suku bangsa ini.
Salah
satu yang menarik perhatian saya adalah makanan khas yang ada di Ternate dan
secara umum juga makanan khas Propinsi Maluku Utara bahkan juga di Propinsi
Maluku, karena sejarahnya Maluku Utara yang merupakan pemekaran dari Maluku.
Makanan
khas yang dimaksud adalah jenis makanan yang biasa disebut makanan kobong.
Pertama
kali membaca nama ‘makanan kobong’ yang tertulis di beberapa warung makan,
sebagai orang Jawa saya membayangkannya berupa jenis makanan yang pengolahannya
melalui proses pembakaran atau pemanggangan, karena kobong dalam bahasa Jawa berarti sesuatu yang terbakar atau terpapar
api.
Ternyata
makanan kobong justru tidak
berhubungan dengan pembakaran seperti perkiraan saya, karena sebagian besar
justru hanya rebusan atau bahkan sayur atau ikan dalam bentuk gohu/mentah.
Nah,
pembaca yang belum kenal jadi penasaran khan…. Biar bertambah wawasan, yuk
simak apa sih makanan kobong itu.
Makanan kobong secara bahasa dan komponennya
Ternyata,
kobong dalam bahasa sehari-hari
masyarakat Ternate mengacu kepada kata kebun dalam bahasa Indonesia. Jadi istilah
makanan kobong maksud sesungguhnya
adalah makanan kebun. Disebut begitu karena sebagian besar bahannya adalah
bahan makanan yang berasal dari kebun.
Biasanya
makanan kobong terdiri dari:
1. Pisang,
kasbi (singkong), batata (ubi jalar), dan bete (keladi) yang direbus
Batata, bete, kasbi, dan pisang dengan berbagai
jenis, direbus dengan perlakuan khusus, yaitu ditambahkan santan kental sehingga
menghasilkan rebusan yang gurih dan buket
(mantap rasanya).
2. Popeda
Popeda adalah bahan makanan khas wilayah timur Indonesia.
Ada dua jenis popeda dilihat dari bahan bakunya. Pertama, popeda yang terbuat
dari batang pohon sagu, ciri-cirinya adalah warnanya kecoklatan. Sedang yang
kedua, berasal dari kasbi yang
warnanya putih saat mentah dan menjadi bening seperti lem saat sudah siap
makan. Uniknya, memasak popeda ternyata hanya disiram dengan air panas yang
sedang mendidih, jadi popeda tidak dimasak di atas api.
3. Ikan
Orang Ternate bilang, belum makan namanya kalau belum
lauk ikan.
Nah, ikan dalam makanan kobong bisa dimasak dengan berbagai jenis masakan. Bisa digoreng
saja atau dibakar dan dilengkapi sambal, bisa disaus cabe atau istilah
nasionalnya ikan balado, atau jenis masakan lokal yaitu ikan masak kering kayu.
Ada juga ikan hasil pengasapan yang disebut ikan fufu, biasanya jenis ikannya cakalang atau tuna.
Khusus untuk pelengkap makan popeda, ikan diolah menjadi
masakan berkuah seperti asam pedis,
kuah kuning, atau kuah soru. Jenis
masakan ikan lainnya yang sangat khas adalah gohu ikan yang proses pemasakan ikannya hanya dengan siraman minyak
panas.
4. Sayur
garu dan ulak-ulak
Ini komponen yang paling saya suka pada makanan kobong. Sayur garu berupa tumisan daun kasbi atau daun pepaya yang dicampur
jantung pisang. Kedua bahan diiris halus, dan biasanya diseduh air panas
sebelum ditumis.
Sedangkan ulak-ulak adalah sayuran mentah terdiri dari
terong ungu, taoge, ketimun, dilengkapi daun kemangi, diiris tipis, dan
dibumbui sambal kacang atau kenari.
Tetapi pada makanan kobong,
tidak hanya terbatas pada kedua sayur tersebut, bisa juga disajikan dengan
jenis sayur lain seperti tumis kangkung, sayur nangka bersantan, tumis bunga
papaya, dan lain-lain.
5. Sambal
Nah, sambal di Ternate ternyata banyak sekali jenisnya.
Mulai dari sambal yang paling praktis, terbuat dari cabe, tomat, bawang merah
dan daun kemangi yang diiris-iris mentah disiram minyak panas dan air lemon, yang
biasa disebut dabu-dabu atau colo-colo. Ada juga sambal umum yang digoreng
bahannya kemudian dihaluskan. Jenis lain lagi sambal kacang atau kenari, dan
ada lagi sambal yang terbuat dari belimbing wuluh. Semuanya buat saya sih
yummy…
6. Gohu sayuran / lalapan
Ternyata lalapan bukan saja khas makanan Sunda, di
Ternate juga makanan kobong
dilengkapi dengan sayur lalapan. Jenis sayur yang menjadi lalapan biasanya
ketimun, kacang panjang, dan terong ungu.
Pesan filosofis dari makanan
kobong
Kalau
menurut saya sih, makanan kobong
dengan jenis bahan dan cara memasaknya mengandung muatan filosofis sebagai
berikut:
1. Pesan
untuk hidup sederhana
Komponen makanan yang lebih banyak berupa hasil kebun dan
cara memasak yang cukup direbus, memberi pesan untuk kesederhanaan. Tidak
adanya nasi dan digantikan dengan bahan makanan kebun juga menyiratkan
kesederhanaan.
2. Pesan
sehat dan seimbang
Proses memasak yang direbus dan sebagian sayuran dalam
kondisi mentah, memberikan hasil makanan yang lebih sehat.
Komponen makanan yang cukup lengkap dari segi gizi yaitu
mengandung karbohidrat (singkong, ubi, pisang, popeda), protein dari ikan,
vitamin dari sayur, memberi manfaat makanan seimbang.
3. Pesan
kebersamaan dan kesamarataan
Kebiasaan menyantap makanan kobong dalam berbagai acara,
memakan bersama dengan gembira, dan makan dengan tangan, adakalanya satu tempat
untuk makan banyak orang, menyiratkan pesan kebersamaan dan kesamarataan dalam
masyarakat.
Kelestarian makanan kobong
Satu
hal yang cukup unik dan membuat saya salut sebagai pendatang di Ternate adalah
fakta bahwa makanan kobong masih
sangat populer di kalangan segala usia di Ternate dan sekitarnya. Disaat
serbuan jenis makanan baru yang dikatakan modern, makanan kobong tetap bertahan hingga usia kota Ternate yang ke-766 saat ini
dan tetap menjadi favorit bahkan bagi anak usia muda sampai usia lanjut.
Bandingkan dengan beberapa makanan khas di daerah lain yang mulai tak tampak
lagi dari masyarakatnya.
Hal
ini salah satunya menurut saya, karena adanya kearifan lokal untuk menyajikan
makanan kobong dalam acara-acara
masyarakat. Bahkan saya yang pendatang juga ikut menikmati dan selalu menunggu moment untuk bisa meyantap makanan kobong bersama masyarakat Ternate.
Begitulah
makanan kobong dalam perspektif
pendatang seperti saya.
Bagi
pembaca yang mungkin suatu saat berkunjung ke Ternate, sempatkanlah mencari
makanan kobong dan nikmati
sensasinya. Selain dijual di pasar-pasar, makanan kobong juga disajikan di rumah makan dan restoran hotel di kota
Ternate. Jadi, tidak sulit mencari makanan kobong
di Ternate.
Bagi
pembaca yang berkenan menambahkan informasi atau perspektifnya tentang makanan kobong, dipersilakan menuliskannya pada
kolom komentar di bawah tulisan ini.